INDEF Prediksi Indonesia Resesi pada Triwulan III 2020
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Institute Development of Economics and Finance (INDEF) memprediksi Indonesia bakal mengalami resesi pada triwulan III 2020 berada pada level -1,3 persen hingga -1,75 persen.
“Hasil kajian INDEF, kami mengingatkan kemungkinan itu terjadi, aset perhitungan pada triwulan III 2020 ekonomi kita akan memasuki resesi dengan angka -1,3 persen sampai -1,75 persen,” ungkap Direktur Eksekutif INDEF, Ahmad Tauhid pada diskusi hasil kajian INDEF bertajuk ‘Menata Arsitektur Ekonomi Pasca Pandemi’ yang digelar secara webinar di Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Dia menyebut, hasil perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) triwulan I 2020 menunjukkan ekonomi Indonesia turun sebesar 2,97 persen, padahal biasanya menurut Tauhid, pertumbuhannya berada di atas 5 persen.
“Pada triwulan II 2020, BPS perkirakan negatif, dan bahkan perhitungan kami dalam triwulan II itu berada di angka -3,8 persen, ini sangat berat. Triwulan III 2020, proyeksi kami masuk resesi ekonomi angkanya -1,3 persen sampai -1,75 persen,” tukasnya.
Dia menegaskan, terpuruknya ekonomi nasional sulit dihindari selama pandemi Covid-19 belum berakhir. Karena masyarakat masih terkendala untuk melakukan kegiatan ekonomi, begitu juga dengan sektor usaha maupun industri, perdagangan, pariwisata dan sebagainya masih terpuruk.
Karena itu menurut Tauhid, diperlukan ada suatu upaya atau perubahan yang bisa membangkitkan ekonomi nasional, yakni dengan membentuk bank arsitektur ekonomi pasca pandemi.
Namun demikian kata dia, tentu upaya ini harus dibangkitkan tidak hanya dari sektor ekonomi, tapi juga partisipasi dari sektor-sektor lain.
“Apalagi kita ketahui bahwa realitas penyerapan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) itu masih di bawah 30 persen. Memang penyerapan PEN anggaran sampai sekarang ini masih rendah,” ujarnya.