Dampak Corona Penjualan Cokelat Sikka, Turun

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Dampak merebaknya pandemi Corona membuat penjualan produk Usaha Kecil dan Manengah di Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak pertengahan Maret 2020 mengalami penurunan drastis.

Salah satu yang terkena dampak pandemi Corona yakni produk Chokelat Sikka (ChoSik) yang mengalami penurunan hingga mendekati 30 persen dari pendapatan normal dalam rentang waktu 7 bulan.

“Sejak bulan Januari sampai Juli kami baru meraih pendapatan Rp74 juta saja. Biasanya dari Januari sampai Juli sudah di atas Rp100  juta,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sikka Inovation Center (SIC) Kabupaten Sikka, NTT, Saifun, ST, Selasa (21/7/2020).

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sikka Inovation Center (SIC) milik Pemerintah Kabupaten Sikka, NTT, Saifun, ST saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/7/2020). Foto: Ebed de Rosary

Saifun mengatakan, dalam sehari SIC memproduksi Chokelat Sikka (ChoSik) sebanyak 50 sampai 100 kilogram saja dan hanya berproduksi 3 hari dalam seminggu.

Selain akibat penurunan permintaan pasar karena ChoSik masih tergantung permintaan kata dia, berkurangnya produksi juga akibat kapasitas ruang penyimpanan yang masih terbatas.

“Kami masih mengandalkan pembeli lokal dimana produk kami dijual di swalayan di Kota Maumere dan Bandara Frans Seda Maumere. Ada juga pesanan dari Jakarta dan Kupang namun masih terbatas,” sebutnya.

Bungkil cokelat juga kata Saifun masih sebanyak 700 kilogram lebih tersimpan di gudang dan belum bisa dijual karena pembeli belum ada akibat dampak pandemi Corona.

Varian produk yang dikembangkan ChoSikka bebernya, terdiri dari Milk Cokelat 45 gram Rp10 ribu, 80 gram Rp22 ribu.

Lihat juga...