Teh Itu Minuman Para Dewa

Catatan Ringan T. Taufiqulhadi

T. Taufiqulhadi (CDN/Istimewa)

Sementara teh di Eropa dibawa  company.  Jangan salah, company ini adalah nama manusia, bukan nama kios bandar sabu . Ratu Elizabeth yang baik hati dan cermat perhitungan itu, pada 1 Desember 1600,  memberikan hak istimewa kepada  seorang warganya, John Company, untuk bikin perusahaan yang bisa memeras  Asia. Maka dibentuklah nama perusahaan tersebut  sesuai namanya: Britsih East India Company (BEIC).

Belanda juga tidak mau tinggal diam. Dua tahun kemudian ia ikut-ikutan membentuk perusahaan dengan menyontek habis punya sang  Ratu di Inggris, Ducht East India Company, yang di dikenal dengan VOC di sini. Kedua Company ini awalnya  gagal masuk ke Tiongkok, yang sedang  benci-bencinya orang asing. Maka Inggris pun bergiat diri di India, Siam, Sumatera, Jawa dan Jepang. Demikian juga Belanda, tapi negeri Pangeran Oranye ini sempat  berhubungan lebih mesra dengan Jepang. Karena hubungan mesra ini, VOC berhasil membawa teh asal Jepang ke Eropa. Jadi pada 1606, jadilah Amsterdam kota di Eropa pertama yang berkesempatan mencicipi minuman para dewa ini.

Setalah itu, teh menyebar ke Prancis dan Portugis dengan cepat, tapi tidak meledak. Orang Eropa masih memandang teh sebagai minuman obat-obatan yang mahal, alih menikmati rasanya. Hanya keluarga bangsawan saja yang meminum dengan bangganya.

Meledaknya setelah terjadi sebuah peristiwa perkawinan kerajaan yang sangat terkenal karena maharnya  tak alang-kepalang besarnya. Kalau sekarang bisa membeli sebuah klub di liga primer, saking besar. Itulah perkawinan antara Putri Catherin dari Portugis dan Charles II dari Inggris. Sang istri ini adalah penggila teh, sementara sang suami, yang menghabiskan masa remajanya di Belanda, peminat  teh habis-habisan.  Karena perkawinan ini, keduanya kemudian memperkenalkan teh habis-habisan juga kepada rakyat Inggris.

Lihat juga...