Hujan Akibatkan Harga GKP Petani di Lamsel, Anjlok

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Hujan yang masih melanda sebagian wilayah Lampung Selatan (Lamsel) berpengaruh pada sektor pertanian. Laksmi, salah satu petani padi di Desa Sumur, Kecamatan Ketapang menyatakan hujan menyebabkan tanaman padi seluas satu hektare sebagian terendam banjir. Meski sudah surut hasil panen padi yang dijual terus anjlok pada level petani.

Pada awal Mei saat sejumlah petani memasuki masa panen harga Gabah Kering Panen (GKP) mencapai Rp3.900 per kilogram. Harga berangsur anjlok saat sebagian petani melakukan panen bersamaan dengan musim penghujan.

Laksmi, salah satu warga Desa Ruguk Kecamatan Ketapang Lampung Selatan melakukan proses pemanenan dengan pemotongan batang padi untuk dirontokkan dengan mesin dos, Minggu (10/5/2020) – Foto: Henk Widi

Sebagian pengepul membeli GKP dari petani seharga Rp3.700 per kilogram. Selanjutnya hanya Rp3.500 dan memasuki pekan kedua Mei harga mencapai Rp3.300 per kilogram.

Pengepul yang akan membeli gabah menurut Laksmi sebelumnya melakukan survei ke lahan pertanian. Pada sejumlah lahan sawah yang terimbas banjir bahkan kualitas gabah akan berkurang.

Kualitas gabah yang terendam banjir menurutnya kurang diminati oleh pengepul. Sebagian pengepul yang bersedia membeli GKP menurutnya hanya mau membeli seharga Rp3.300 per kilogram.

“Anjloknya harga GKP pada level petani cukup beralasan karena sebagian lahan sawah terendam banjir dengan batang padi roboh, bulir padi memiliki kadar air cukup tinggi mengakibatkan harga jual rendah,” terang Laksmi saat ditemui Cendana News, Minggu (10/5/2020).

Lihat juga...