Kisah Kasijem Pedagang Jamu Gendong di TMII

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Ketika Pak Harto mengajak tamu negara berkunjung ke TMII juga, terlebih dulu singgah di gedung Sasono Utomo atau gedung Joglo, dan pedagang jamu gendonglah garda terdepan yang menyambut kehadirannya.

“Dulu zamannya Pak Harto, kalau Beliau dan Ibu Tien Soeharto datang ke TMII, kita ini pedagang jamu gendong yang menyambut Beliau berdua. Kita selalu disalami lebih dulu oleh Pak Harto dan Ibu Tien Soeharto, sebelum menyalami tamu penting,” ujarnya.

Jika ada tamu negara yang berkunjung ke TMII, jamu tradisional selalu disajikan untuk dinikmati kesegarannya. Tentu hal ini menjadi kebanggaan bagi pedagang jamu gendong.

Terutama Kasijem yang mengaku dirinya bersama tiga temannya selalu diminta membuat jamu untuk disajikan kepada tamu negara yang hadir di gedung Sasono Utomo.

Menurutnya, sebelum jamu dinikmati oleh Ibu Tien dan Pak Harto serta tamu negara, terlebih dahulu jamunya itu dicek oleh tim dokter. Setelah dicek, dokter itu pun mencicipi jamu, dan dirasa enak maka kemudian baru mempersilakan Ibu Tien Soeharto meminum jamu itu.

“Jamu itu kan dicek dokter dulu, lalu dokternya minum untuk memastikan rasanya pas atau tidak. Setelah itu, dokter mempersilakan Ibu Tien Soeharto minum jamu,” jelasnya.

Saat hadir di gedung Sasono Utomo itu, Kasijem dan pedagang jamu lainnya kerap mendapatkan pujian dari Pak Harto dan Ibu Tien Soeharto. Terutama soal jamu dan keanggunan berkebaya.

“Ehhh.. ayu tukang jamune, sambil pundak kita dielus-elus Ibu Tien Soeharto. Beliau bilang ‘jamu-jamu, aku suka jamu, aku mau beras kencur dan kunyit asem. Ya Allah nggak akan saya lupa itu sikap Beliau meresep masuk ke hati, benar-benar sosok ibu negara yang merakyat, mengayomi, seakan tidak ada jarak perbedaan,” ungkap Kasijem terdengar suaranya lirih.

Lihat juga...