Kisah Kasijem Pedagang Jamu Gendong di TMII
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Ibu Tien Soeharto sangat suka jamu tradisional dan berjuang melestarikannya dengan mengizinkan saya dan teman-teman jualan jamu di TMII. Beliau pejuang rakyat kecil,” kata perempuan usia 55 tahun ini.
Kasijem mengatakan, setiap ulang tahun TMII, semua pedagang jamu gendong dikumpulkan di Taman Apotik Hidup TMII. Di sana mereka berbaris dengan menggenakan kebaya lurik warna hijau dipadu kain bawahan warna senada. Kebaya lurik dan kain itu pemberian Ibu Tien Soeharto.
Mereka sangat antusias menanti kedatangan Ibu Tien Soeharto. Ketika Ibu Tien Soeharto tiba di Taman Apotik Hidup TMII, beliau menghampiri dan menyalami satu per satu pedagang jamu tersebut, sambil terus menebarkan senyum khas.
“Ibu Tien Soeharto turun dari mobil langsung menghampiri kita, nyalami kita dan tepuk pundak kita sambil meluk. Rasanya seneng banget dipeluk Beliau, sosok ibu yang ngademin hati. Beliau berpesan pada kita pedagang jamu gendong agar terus melestarikan jamu tradisional warisan nenek moyang ini,” ungkap Kasijem mengenang.
Saat itu, kata Kasijem, Presiden Soeharto juga turut mendampingi Ibu Tien Soeharto menemui pedagang jamu gendong. Pak Harto dengan senyum khasnya juga menyalami para pedagang jamu itu. Dan berpesan sama seperti Ibu Tien Soeharto, agar jamu tradisional dilestarikan.
Bahkan menurutnya, pada era kepemimpinan Presiden Soeharto, pedagang jamu gendong selalu menyambut kehadiran Pak Harto dan Ibu Tien Soeharto ketika keduanya bersama rombongan mengunjungi TMII.
Kasijem bersama temannya sesama pedagang jamu gendong berbaris di depan gedung Sasono Utomo untuk menyambut Pak Harto dan Ibu Tien Soeharto.