Mahasiswa Soroti Kinerja Dinkes Kota Bekasi

Editor: Makmun Hidayat

BEKASI — Puluhan mahasiswa Kota Bekasi, Jawa Barat, yang tergabung dalam Constitution Of Liberation kembali menggelar aksi di pintu gerbang kantor pemerintah di Jalan Ahmad Yani.

Mereka menilai Dinkes lalai dalam menjalankan tugas hingga menyebabkan tiga warga kehilangan nyawa akibat DBD di tahun 2019. Dinas Kesehatan Kota Bekasi diminta melakukan upaya dalam penanggulangan wabah DBD yang kian meresahkan masyarakat., juga memberi perhatian khusus kepada balita penderita gizi buruk dan stunting hingga ditekan menjadi angka 14 persen.

“Ke mana kerja Dinas Kesehatan, melalui tim dalam mengatasi persoalan DBD di Kota Bekasi. Karena angka DBD tahun 2019 meningkat tajam 1492 kasus, Kepala Dinas tenang saja seolah ga ada masalah,” ungkap Rido Stimulus, Jumat (6/3/2020).

Dikatakan Dinkes Kota Bekasi dinilai santai dalam menanggapi persoalan DBD padahal di 2019 ada tiga warga yang meninggal itu yang terdata. Hal tersebut terkesan ditutupi, sementara warga sangat panik akibat kasus tersebut.

Diketahui berdasarkan data pada tahun 2015 terdapat 987 orang terjangkit DBD. Lalu, tahun 2016, terdapat 3.813 warga positif DBD. Sedangkan tahun 2017 dan 2018, kasus DBD menurun dengan angka 696 dan 626 warga, dan tahun 2019 meningkat tajam 1492 kasus.

Tak hanya itu, persoalan gizi buruk dan stunting pada balita juga cukup memprihatinkan di Kota Bekasi. Karena tercatat sebanyak 16,7 persen bayi di bawah lima tahun menderita stunting. Data tersebut tegas Ridho adalah data Dinkes sendiri.

Aksi gabungan mahasiswa digelar, ba’da salat Jumat di depan pintu masuk Plaza Pemkot Bekasi adalah aksi kedua kali dengan tuntutan yang sama. Setelah beberapa lama menyampaikan orasi akhir ditemui langsung oleh Sekda Kota Bekasi, Reni Hendrawati.

Lihat juga...