INDEF: Literasi Bank Syariah Harus Terus Digenjot
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
JAKARTA — Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Tauhid mengatakan, pangsa pasar bank syariah terhadap industri perbankan syariah mengalami peningkatan.
Ini terlihat dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pangsa pasar bank syariah terhadap industri perbankan syariah menembus angka 6,1 persen per Oktober 2019 atau mencapai Rp513 triliun.
Namun demikian, kata Tauhid, meskipun ada pertumbuhan, tapi nilai yang diputar perbankan syariah tidak terlalu mengembirakan.
Karena memang problem utamanya sangat sederhana dan tidak pernah terpecahkan, bahwa beban pembiayaan dari bank syariah itu lebih tinggi daripada bank umum konvensional.
“Sehingga tidak bisa bersaing dengan imbal hasil daripada bank konvensional. Menurut saya, itu masih menjadi problem,” kata Tauhid di Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Selain itu lanjut dia, secara umum masyarakat Indonesia yang beragama Islam masih belum aware terhadap bank syariah secara fundamental.
Mereka memang menjadi nasabah bank syariah, tapi juga tidak bisa lepas hidupnya dari bank konvensional.
“Bank Syariah jadi alternatif untuk buka account, tapi umat juga punya rekening di bank konvensional. Porsi aset dan tabungannya tetap lebih besar yang di bank konvensional,” ujarnya.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar menabung di bank syariah, maka sosialisasi dan literasi keuangan syariah mesti digenjot lagi.
Selain itu, kata dia, bank syariah juga harus melakukan inovasi produk yang user friendly, serta dapat menjaga kepercayaan masyarakat dari sisi kepatuhan syariah, termasuk kualitas sumber daya manusia (SDM).