Taman Reptil TMII: Imobilisasi Penting untuk Korban Gigitan Ular
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
JAKARTA — Taman Mini Indonesia Indah (TMII) mengadakan sosialisasi penanganan gigitan ular berbisa, sebagai edukasi bagi masyarakat dan keluarga besar TMII.
Manager Unit Taman Burung, Taman Reptil Indonesia serta Museum Komodo TMII, M. Piter Kombo mengatakan, sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan informasi yang benar mengenai jenis-jenis ular yang ada di lingkungan sekitarnya.
“Kegiatan ini edukasi dengan memberikan pengenalan awal jenis ular apa saja yang ada. Karena banyak di masyarakat yang keliru mencirikan jenisnya,” kata Kombo kepada Cendana News ditemui di sela acara sosialisasi penanganan gigitan ular berbisa di Sasana Adirasa TMII, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Kombo berharap dengan mengikuti kegiatan ini keluarga besar TMII dan masyarakat luas dapat mengetahui jenis-jenis ular apa saja yang berpotensi masuk ke dalam rumah atau lingkungan kita. Apalagi menurutnya, saat ini marak kemunculan ular kobra dan jenis lainnya di pemukiman warga.
Selain itu, kegiatan ini juga dijelaskan bagaimana penanganan awal medis yang benar pada kasus gigitan ular berbisa. Serta langkah pencegahan saat terjadi konflik langsung antara masyarakat dengan ular berbisa.
“Tentu saja kasus gigitan ular itu bervariasi tergantung daripada jenisnya. Yang jelas dalam kasus gigitan ular berbisa yang paling penting adalah melakukan imobilisasi atau mencegah bagian tubuh yang terkena gigitan untuk tidak bergerak,” jelas Kombo.
Misalnya, yang terkena gigitan ular di ujung jari. Maka imobilisasi pada ujung jari sampai sendi tangan dengan kayu dan lalu diikat menggunakan tali atau serbet, sampai tangan tidak bergerak.