Bubur Kampiun Khas Sumbar Paduan Empat Jenis Kuliner

Editor: Koko Triarko

Begitu juga untuk bubur ketan hitam, membuatnya tidak terlalu rumit, hanya perlu merebus beras dalam kondisi sangat basah. Tapi beras direbus, proses awalnya beras ketan hitam harus direndam kurang lebih tiga jam, agar benar-benar lembut saat dimasak dan dijadikan bubur.

“Bentuknya tidak cair seperti bubur putih. Tapi tampian bubur ketan hitam ini lebih basah dari nasi. Soal rasa, ada rasa manisnya, karena ditaburi sedikit gula merah,” ujarnya.

Dari keempat bubur itu selesai dibuat, saatnya melahirkan cita rasa bubur kampiun. Untuk langkah ini, tidak terlau rumit atau perlu keahlian khusus.

Beti menyebutkan, penyajian kuliner bubur kampiun ini, sesuai porsi yang diiginkan. Misalnya, ingin menggunakan wadah cembung, maka takaran yang cocok untuk porsi sarapan pagi, ambil satu sendok nasi bubur ketan hitam, dua sendok nasi bubur putih, selanjutnya disesuaikan saja campuran dari kolak pisang dan kolak kacang hijaunya.

“Jika ingin rasa lebih lezat, bisa tambahkan roti tawar, setelah itu ditambah lagi kuah dari kolak pisangnya. Agar mendapatkan rasa yang menyatu dari empat rasa bubur itu, aduk terlebih dahulu sebelum diseduh dan santap,” ucapnya.

Terkait sejarahnya sehingga lahir nama bubur kampiun, Beti mengaku tidak tahu pasti. Intinya, bubur kampiun merupakan bubur yang dinikamti oleh masyarakat di Sumatra Barat dari berbagai kalangan, dengan harga yang terjangkau.

Di Kota Padang, harga bubur kampiun bervariasi, mulai dari Rp5.000 hingga Rp10.000 per porsi. Makin banyak campuran buburnya dan makin besar pula wadah yang digunakan, harganya akan lebih mahal.

“Bubur kampiun adalah salah satu sarapan pagi yang paling laris. Rasa manis yang dipadukan dari empat bubur itu, membuat orang yang menikmatinya dapat menjalani hari-hari lebih semangat,” sebutnya.

Lihat juga...