KKP Perkuat Daya Saing Produk Akuakultur dengan ‘GAP’

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengaku siap menghadapi tantangan akuakultur pada 2020 yang diprediksi akan makin besar.

“Tantangan yang perlu dihadapi saat ini, yakni dinamika persaingan pasar perdagangan global yang menuntut lebih cepat mengambil peluang melalui strategi efektif,” ujar Slamet Soebjakto, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, dalam rilis yang diterima Cendana News, Sabtu (29/2/2020).

Menghadapi dinamika persaingan pasar global kian ketat, KKP terus mendorong penguatan daya saing produk akuakultur melalui konsistensi penerapan prinsip Good Aquaculture Practices (GAP). Indonesia masih tercatat sebagai negara dengan kepatuhan yang cukup baik, sehingga hingga saat ini belum ada penolakan terhadap produk akuakultur di negara buyer.

Slamet Soebjakto, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP. –Foto: M Amin

“Saat ini tim audit dari Uni Eropa akan melakukan penilaian kesesuaian di lapangan, untuk memastikan konsistensi dalam menerapkan GAP. Tentu kita berharap tidak ada temuan mayor, sehingga produk kita tetap diterima”, ungkap Slamet.

Komoditas lainnya yang akan didorong dalam waktu dekat, menurut Slamet adalah patin. Permintaan patin dari Arab Saudi belum bisa terpenuhi 100 persen, karenanya KKP akan membangun industri patin incorporated di daerah Merah Mata, Sumatra Selatan.

KKP telah menyiapkan berbagai program  pengembangan industri budi daya  berorientasi ekspor, dan untuk menopang ketahanan pangan nasional meliputi pengembangam kawasan budi daya udang berkelanjutan, kawasan budi daya rumput laut, kawasan budi daya patin, kawasan budi daya ikan hias.

Lihat juga...