Filosofi Barongsai Bagi Ummat Konghucu

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

JAKARTA — Atraksi Barongsai menghibur pengunjung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di halaman Kelenteng Kong Miao, Sabtu (25/1/2020). Aksi tersebut merupakan bagian dari perayaan Tahun Baru Imlek 2571 Kongzili di Kelenteng Kong Miao TMII.

Alunan simba dan tabuhan tambur menghentak mengiringi setiap gerakan lincah barongsai warna merah dan pink. Dalam aksinya, barongsai merah dan pink melompat dengan lincah sambil berlari, lalu bergerak lagi ke belakang seirima alunan musik.

Dalam satu gerakan yang lincah barongsai melompat-lompat dan kembali mendarat ke tanah dengan tetap gagah. Sesekali pemain yang belakang mengangkat pemain depan, lalu kepala barongsai digerak-gerakan ke hadapan penonton.

Aksi barongsai Hailung dari Tangerang yang ditampilkan itu sangat memukau pengunjung Kelenteng Kong Miao. Mereka sangat antusias menyaksikan gerakan lincah barongsai.

Momen keceriaan perayaan Tahun Baru Imlek 2571 Kongzili dalam balutan aksi barongsai ini, mereka abadikan dalam bidikan telepon selulernya. Bahkan, diantara mereka banyak yang naik ke atas kelenteng untuk lebih leluasa menonton dan mengabadikan di telepon selulernya.

Bidang Peribadahan Kelenteng Kong Miao TMII, Ws.Vekky Mongkareng, ST, mengatakan, barongsai adalah perlambang kemakmuran dan harapan baik bagi umat Konghucu, termasuk orang Tionghoa pada umumnya.

Filosofi Barongsai Bagi Ummat Konghucu

Dalam kepercayaan umat Konghucu, liong barongsai merupakan hewan suci. Sebelum Nabi Khungzi lahir muncullah penampakan hewan suci Qillin menyemburkan kitab kumala.

“Kami, umat Konghucu, menyakini adanya hewan suci, salah satunya adalah liong barongsai atau singa,” kata Vekky kepada Cendana News ditemui di Kelenteng Kong Miao TMII, Jakarta, Sabtu (25/1/2020).

Lihat juga...