Parade Lagu Daerah Kembali Digelar di TMII
Editor: Koko Triarko
Karena, menurutnya, Parade Lagu Daerah ke-36 ini digelar tidak hanya hasil kerja TMII, tapi juga berkat dukungan berbagai pihak, utamanya pemerintah provinsi, kabupaten kota dan kementerian.
“Tahun ini, pesertanya dari 15 provinsi. Memang berkurang dari tahun lalu yang diikuti 19 provinsi. Kami harapkan tahun depan banyak provinsi yang ikut serta dalam ajang ini,” ujar Dwi Dwindyarto, yang menjabat sebagai Manajer Sasono dan Pure TMII, ini.
Dia mengatakan, kegiatan TMII dalam satu tahun kurang lebih sebanyak 1.200 acara budaya. Kegiatan ini sukses digelar berkat peran serta anjungan daerah atau pemda, sehingga menjadi suatu kebanggaan dalam bingkai kebhinekaan.
Dwi berharap, lagu-lagu daerah menggema di dunia. Seperti lagu Maumere dari Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan alunan musik khasnya mampu membius tidak hanya masyarakat Indonesia, tapi juga dunia. Begitu juga dengan lagu Bengawan Solo dan lagu daerah lain.
“Lagu Begawan Solo sangat menggema di Jepang, dan mendapat penghargaan dari pemerintah Jepang. Ini sangat luar biasa, jadi kami harapkan karya-karya lagu daerah yang hari ini disajikan di TMII, bisa mendunia,” tukas Dwi.
Dwi menegaskan, lagu daerah adalah pemersatu bangsa dalam bingkai bhineka tunggal ika. Ragam lagu daerah saat didengarkan dengan lirik dipadukan alunan musik khasnya, sangat indah didengar mengandung filosofi kehidupan.
TMII yang merupakan wadah pelestarian dan pengembangan khazanah budaya bangsa, terus berupaya menjaga warisan nenek moyang.
“Lagu daerah itu pemersatu bangsa, seperti Maumere dan Bengawan Solo. Suatu saat, saya yakin lagu karya anak bangsa yang tampil di ajang nasional TMII ini akan menggema di antero dunia,” pungkas Dwi.