Keramat Pasir Timbul

CERPEN SARIFUDIN KOJEH

SETIAP bulan Shafar orang di kampungku banyak pergi ke Keramat Pasir Timbul. Membawa makanan yang berupa ketupat dan gulai ayam. Tidak ketinggalan daun andong yang sudah ditulisi dengan ayat-ayat suci.

Mereka ke sana untuk mengadakan selamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selamatan itu biasanya dipimpin oleh seorang ustaz. Ustaz membacakan doa minta keselamatan di motor air yang dikandaskan di Pasir Timbul yang diaminkan oleh para penumpang.

Selesai membacakan doa tersebut maka para penumpang makan ketupat dan gulai ayam yang dibawa. Daun andong digantung dengan tali pada samping motor air. Para penumpang segera mandi air Pasir Timbul yang sudah digantungi dengan daun andong.

Itu dilakukan biar penyakit yang melekat di tubuh segera berlalu berkat keberkahan daun andong yang sudah ditulisi dengan ayat-ayat suci.

Keramat Pasir Timbul terletak di pertemuan tiga sungai, yaitu Sungai Bulan, Sungai Belansai, dan Sungai Durhaka yang terdapat di Desa Durian Sebatang. Keramat Pasir Timbul terletak di tengah anak Sungai Kapuas.

Keramat Pasir Timbul akan terlihat jelas kalau anak Sungai Kapuas mengalami penyurutan atau musim surut. Sungguh elok untuk dipandang. Karena, Keramat Pasir Timbul itu terlihat membubul di tengah aliran sungai, seperti bukit dilingkari gunung menjulang.

Di tengah Keramat Pasir Timbul ada sebuah legukan berupa kolam yang dianggap keramat oleh seluruh penduduk kampungku. Tidak banyak orang yang berani mendekati kolam keramat itu.

Menurut kepercayaan penduduk di kampungku bahwa kolam keramat dijaga ketat oleh penghuni Pasir Timbul. Kolam keramat adalah istana penghuni Pasir Timbul. Siapa saja yang tercebur dan mengotori kolam keramat akan hilang tidak tentu rimba.

Lihat juga...