INDEF: Indonesia Harus Waspada Risiko Resesi Ekonomi Global
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Selain itu, adalah hilirisasi atau sektor industri manufaktur digenjot agar target 5.3 persen pertumbuhan ekonomi tercapai. Dengan pemenuhan pasar domestik dan perbaikan pasar ekspor.
Konsumsi dinaikkan dengan harapan menjaga pertumbuhan ekonomi. Dimana ekonomi global kian sulit mengandalkan ekspor. Juga kondisi neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan (current account defisit/CAD) Indonesia.
Untuk mengantisipasi efek ekonomi global dan domestik yang sangat resisten terhadap perbaikan ekonomi, Rizal menyarankan agar pemerintah Indonesia melakukan strategi mengantisipasi sinergitas kebijakan.
“Ini agar efektif dalam menghadapi ancaman krisis, yaitu melakukan optimalisasi kebijakan fiskal dan moneter,” katanya.
Dari sisi kebijakan fiskal yang seyogyanya akan memperbaiki kerja fiskal adalah peningkatan penanaman modal luar negeri (foreign direct investment/FDI), yang terkendali sesuai dengan kebutuhan dan peningkatan produktivitas hilirisasi.
Terutama menurutnya, industri manufaktur yang mampu mendorong supply driven, baik domestik maupun pasar luar negeri. Yakni yang berkontribusi terhadap penurunan CAD yang masih defisit.
Mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur yang dibangun baik pembangkit listrik, jalan raya bebas hambatan, dan airport untuk mendorong perbaikan produksi agregat.
Selain itu, juga melakukan perbaikan iklim investasi domestik melalui perbaikan regulasi dengan cara menginventarisasi regulasi-regulasi atau aturan-aturan yang menghambat dan memperlambat terhadap kemudahan berinvestasi.
Guna memberikan berbagai insentif dan kemudahan fiskal bagi investor dalam negeri. Terutama yang akan berinvestasi di industri manufaktur dalam mendongkrak sisi penawaran, seperti salah satunya dengan melakukan penurunan tarif PPh Badan.