INDEF: Indonesia Harus Waspada Risiko Resesi Ekonomi Global

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengingatkan pemerintah Indonesia untuk mewaspadai risiko resesi ekonomi global yang dikhawatirkan terjadi pada tahun 2021.

“Kondisi ekonomi global memang menuju perlambatan sejak tahun lalu. Ini terlihat sejak arus investasi dan perdagangan global yang melambat akibat perang dagang,” kata peneliti INDEF, M. Rizal Taufikurahman pada diskusi online INDEF bertajuk ‘Ancaman Resesi Ekonomi’, Minggu (8/9/2019) sore.

Selain itu, tambah dia, juga diitambah kondisi kebijakan moneter The Fed yang lebih longgar yang mendorong ruang pertumbuhan lebih tinggi.

“Terkait kondisi ini, Indonesia harus waspada risiko resesi ekonomi dunia,” tukasnya.

Dia menjelaskan, kondisi perekonomian global pada Triwulan II/2019 diperkirakan mengalami perlambatan. Hal ini tercermin dari data industri serta perdagangan di pasar global yang cenderung melemah.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2019 yoy (year on year) berdasarkan data resmi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai sebesar 5,05 persen.

Tercatat tumbuh dibandingkan dengan triwulan II pada 2018. Jika diperhatikan bahwa Q2 pada 2018-2019, menunjukkan penurunan laju pertumbuhan quarter-to-quarter (q to q) meskipun hanya sebesar 0.01 persen.

Apabila diperdalam lagi, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) menurut indikatornya yoy. Yakni, sisi pengeluaran, dimana ekonomi Indonesia triwulan II-2019 dibanding triwulan II-2018 tumbuh 5,05 persen (y-on-y).

Pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh hampir semua lapangan usaha. Dimana pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya yang tumbuh 10,73 persen.

Lihat juga...