Bhayangkari Jember Atasi ‘Stunting’ dengan ‘Si Canting’

Editor: Koko Triarko

“Kita tekankan di sini adalah bukan makanan bermerk atau mahal, tetapi yang isinya mencakup ada vitamin A, B, dan C, semisal nasi, tahu, tempe, sayur, buah-buahan dan susu sudah sesuai komposisi,” ungkapnya.

Cut Laura menambahkan, untuk mengatasi stunting, para ibu Bhayangkari berencana mengunjungi setiap kecamatan untuk memberikan edukasi dan mengenalkan aplikasi ‘Si Canting’ serta penggunaan dan cara memakainya. Si Canting hanya bisa digunakan via android.

“Caranya mudah, kita masukkan data dari anak seperti umur, berat badan, tinggi badan. Nanti akan terlihat di situ masuk kategori stunting atau tidak. Kalau si anak ternyata kategori stunting, di situ ada penjelasannya bagaimana mengatasi atau mencegahnya, dan aplikasi Si CAnting bisa diunduh dengan  menyalin tautan ini, http://www.appsgeyser.com/9401726,” tuturnya.

Sementara itu, Kasi Keluarga Gizi dan Masyarakat Dinas Kesehatan Jember, Dwi Handarisasi, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi peluncuran aplikasi tersebut, karena bisa membantu memantau status gizi balita/anak, dan memecahkan masalah gizi.

“Tidak hanya sekadar memantau status gizi balita, tetapi dilengkapi dengan saran, kemudian permasalahan yang ada pada balita itu apa dan apa yang harus dilakukan oleh ibu, ketika balitanya bermasalah,” tuturnya.

Dari data Dinas Kesehatan Jember, ada 8 kecamatan masuk locus stunting, di antaranya di Kencong, Gumukmas, Kalisat, Jelbuk, Panti, dan Ledokombo.

Dwi Handarisasi menyebutkan, masyarakat ekonomi menengah ke bawah menjadi penyumbang terbanyak stunting. Kendati demikian, kelas menengah ke atas juga tidak lepas dari masalah stunting. Alasannya, ada pada perilaku pola asuh yang salah dari orang tua.

Lihat juga...