Pembudidaya Rumput Laut dan Pengolah Teri Terbantu Kemarau
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Musim kemarau di wilayah Lampung Selatan (Lamsel) tidak serta merta membawa kerugian. Kemarau yang ditandai udara panas dan tanpa curah hujan menguntungkan bagi pembudidaya rumput laut dan pengolah ikan teri.
Salim, pemilik budidaya rumput laut di Desa Ruguk, Kecamatan Ketapang, mengaku, kemarau menguntungkan baginya. Sebab proses penjemuran lebih cepat dibandingkan saat musim penghujan.
Pada musim kemarau, proses penjemuran rumput laut jenis spinosum atau rumput laut alam lebih cepat. Pada kondisi musim penghujan, penjemuran rumput laut dilakukan selama sepekan.
Saat kemarau sejak bulan Mei lalu, ia hanya butuh waktu sekitar 3 hari untuk memperoleh rumput laut kualitas kering sempurna. Kadar air yang bisa dikurangi membuat harga rumput laut spinosum bisa mencapai Rp10.000 per kilogram.
Sebaliknya saat musim penghujan, seusai panen yang dilakukan 25 hari sekali, penjemuran terhambat. Selain terhambat, kadar air yang tinggi pada rumput laut kering membuat harga hanya berkisar Rp8.000 per kilogram.
Selain lebih lama, ia bahkan harus menyiapkan plastik khusus agar saat hujan rumput laut yang dijemur tidak basah oleh hujan.
“Cuaca panas ketika tiba musim kemarau membantu mempercepat pengeringan rumput laut, kualitas rumput laut juga lebih bagus karena penjemuran lebih sempurna dengan sinar matahari,” ungkap Salim saat ditemui Cendana News, Rabu (3/7/2019).
Suhu udara yang bisa mencapai 31 derajat celcius diakuinya lebih panas dibanding sebelumnya 29 derajat. Panas yang maksimal diakuinya selain mempercepat pengeringan, ikut menjaga proses pertumbuhan rumput laut di perairan.