Bekraf Denpasar Gelar Workshop Barista Basic
Editor: Mahadeva

DENPASAR – Barista bukan sekedar tukang pembuat kopi. Semenyara, setiap sajian secangkir kopi membutuhkan sebuah keterampilan khusus dalam meraciknya.
“Barista bukan sekedar tukang pembuat kopi, melainkan lebih dari itu, mereka adalah seniman,” ujar Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Denpasar, Made Toya, dalam acara workshop barista basic, yang digelar Badan Kreatif (BEKRAF) Kota Denpasar, Jumat, (31/5/2019).
Budaya minum kopi, terutama di pagi hari sangatlah khas. Tidak hanya di pagi hari, tapi dalam setiap aktivitasnya, banyak masyarakat menyajikan secangkir kopi. Popularitas kopi, kian tahun kian meningkat dan berdampak pada gengsi dan popularitas para peracik kopi bernama barista. Dalam meracik kopi hingga menyajikan, barista dibekali dan diajarkan karakter kopi, karakter espresso, keahlian rasa, dan juga jam terbang yang tinggi. Di sisi lain, semakin maraknya dunia kopi melahirkan kompetisi barista kelas dunia.
Di Australia, pendapatan rata-rata barista bisa mencapai lebih dari 30 dolar per jam. Diluar menyiapkan espresso dan minuman-minuman lain, seorang barista yang terampil juga, dituntut memiliki pengetahuan yang baik tentang seluruh proses penanganan kopi, agar bisa menyiapkan secangkir kopi yang nikmat. Kopi yang tak terlupakan oleh pelanggannya.
“Dari kegiatan Workshop ini diharapkan mampu memberikan dampak pada peningkatan sumber daya manusia khususnya barista. Tidak sekedar tukang pembuat kopi, namun mereka adalah seniman, yang tahu betul seberapa banyak takaran dan campuran yang diperlukan untuk menyajikan espresso dan variasinya. Jika pelanggan memesan cappucino maka mereka akan benar-benar meramu cappucino, bukan latte, dan sebaliknya,” tandas Made Toya.