PAD Rp217 Miliar, Banjarnegara Pilih Mandiri dalam Anggaran

Editor: Makmun Hidayat

Budhi Sarwono menghabiskan uang Rp900 juta untuk memperbaiki jalan tersebut. Biaya tersebut di luar biaya alat berat, ia menurunkan 23 unit alat berat miliknya secara gratis ke lokasi bencana. Bantuan dari provinsi saat itu hanya turun 50 sak semen.

“Saya tidak minta ganti seperakpun dari provinsi, biar Allah SWT saja yang menganti,” kata bupati yang sudah lama menjadi mualaf ini.

Pada saat yang bersamaan, Pj Gubernur, Heru mengatakan harga elpiji dan bahan bakar di lokasi bencana sudah melonjak. Elpiji 3 kilogram harganya sudah tembus Rp50 ribu. Heru menanyakan jalur alternatif untuk mengirimkan pasokan logistik dan satu-satunya jalur adalah melalui jalan kabupaten. Namun, jika dilalui kendaraan besar, jalan tersebut sudah pasti akan rusak.

“Pak Heru mengatakan, ini situasi bencana, soal kerusakan jalan kabupaten, nanti saya diminta untuk mengajukan proposal bantuan ke propinsi dan akan diganti. Saat itu bahkan pembicaraan juga melibatkan pihak Bappeda Provinsi Jateng,” terang Budhi Sarwono.

Namun, pada kenyataannya dari Rp30 miliar anggaran yang diajukan untuk perbaikan jalan kabupaten yang rusak tersebut, tahun 2019 ini hanya turun bantuan anggaran Rp1 miliar. Bahkan, anggaran perbaikan jalan tersebut juga bukan berasal dari permohonan bantuan Pemkab Banjarnegara, melainkan pengajuan anggaran aspirasi DPRD.

“Jadi dari Rp30 miliar, bisa dibilang tidak turun satu sen pun. Padahal pengajuan anggaran perbaikan jalan tersebut asal usul Pj Gubernur dan disaksikan oleh Bappeda. Sehingga saya merasa malu jika harus minta-minta lagi. Saya tidak marah dan penolakan ini juga bukan sebagai bentuk protes saya ke provinsi, saya hanya menjaga diri sendiri dan tidak mau disebut pengemis anggaran,” jelasnya.

Lihat juga...