Solusi Penyelamatan Danau Maninjau: Kurangi Keramba Jaring Apung
Editor: Satmoko Budi Santoso
Tidak hanya itu, Pemprov Sumatera Barat melihat dari tahun ke tahun, jumlah Keramba Jaring Apung (KJA) danau Maninjau terus meningkat. Misalnya saja di tahun 2001, jumlah KJA hanya 3.500 unit. Lima belas tahun setelah itu atau di tahun 2016, jumlahnya naik drastis menjadi 17.226 KJA lebih. Padahal, dari hitungan Pemkab Agam, danau yang luasnya mencapai 9.737,5 hektare hanya bisa mewadahi sekitar 6.000 KJA.
Sementara itu, Wakil Bupati Agam, Trinda Farhan Satria mengatakan, saat ini pihaknya tengah menggencarkan program “save Maninjau” yang telah berjalan selama dua tahun belakangan. Ada 10 agenda save Maninjau yang tengah digencarkan. Namun, dari jumlah tersebut, ada beberapa program yang di luar jangkauan Pemerintah Kabupaten Agam.
Menurutnya, salah satu upaya yang bisa dilakukan ialah pengerukan sedimen. Akan tetapi untuk melakukan hal itu membutuhkan biaya yang cukup besar. Bahkan untuk menuntaskan hal tersebut setara dengan satu tahun APBD Kabupaten Agam.
Ia menduga yang menjadi pemicu utama kematian ikan di Danau Maninjau selama ini adalah persoalan sedimen tersebut. Sehingga apabila persoalan tersebut tidak teratasi, masalah Danau Maninjau akan terus terjadi.
Menurutnya kalau berbicara soal konsep, Danau Maninjau paling siap dibandingkan danau-danau lain di Indonesia yang mayoritas tercemar. Bahkan, tak terhitung jumlah kementerian yang memuji Danau Maninjau tersebut.