Solusi Penyelamatan Danau Maninjau: Kurangi Keramba Jaring Apung
Editor: Satmoko Budi Santoso
Terkait kondisi dasar danau yang memiliki sedimen yang kotor, juga perlu dilakukan pengerukan. Sehingga selain melakukan pengurangan jumlah keramba jaring apung, untuk menyelamatkan Danau Maninjau, pengerukan sedimen juga perlu dilakukan.
“Ini harus dilakukan agar danau ini bisa diselamatkan dari pencemaran, sehingga bisa dimanfaatkan oleh generasi penerus yang digunakan,” ucapnya.
Dalam rapat tersebut, banyak hal penting disampaikan, termasuk kondisi dan permasalahan pengelolaan Danau Maninjau dan Singkarak rata-rata menghadapi masalah lingkungan yang sama, seperti keramba, bagan dan penurunan debit air.
Rapat tersebut juga mendapatkan solusi penanganan, mulai perencanaan, anggaran, kelembagaan, dan regulasi serta kebijakan, yang secara strategis berperan dalam pengelolaan Danau Maninjau dan Singkarak berkelanjutan. Serta sekaligus membangun koordinasi antarpemangku kepentingan untuk mewujudkan kelestarian danau.
Nasrul Abit mengatakan, saat ini masalah paling penting yang ditemukan adalah terkait dengan pertumbuhan plankton yang lebih banyak dibandingkan dengan ikan, akibat ketidakseimbangan antara alam dengan aspek keuangan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani keramba jaring, sehingga danau dan lingkungan menjadi tercemar.
“Danau sebagai suatu destinasi wisata alam (nature) perlu dijaga dengan baik, karena semakin dilestarikan semakin mensejahterakan masyarakat,” kata Nasrul Abit.
Ditegaskan kembali oleh Nasrul, diperlukan terobosan agar dapat mengatasi permasalahan pengelolaan danau agar mampu memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
“Kami berharap Perda yang telah ada segera diimplementasikan. Tertibkan keramba yang ada di danau dan terapkan sanksi yang diatur dalam Perda tersebut,” ungkapnya.