Ini Strategi Badan Geologi dalam Mitigasi Bencana di Indonesia
Editor: Satmoko Budi Santoso
“Strategi yang keempat, sosialisasi. Kita dalam sosialisasi mengalami keterbatasan personel karena luas wilayah yang sangat luas. Untuk mengatasi hal itu, maka kita bekerja sama dengan instansi lain yang terkait,” ujarnya.
Lebih jauh Rudy Suhendar mengatakan, kerja sama dengan masyarakat dalam mitigasi bencana terbangun dengan baik, sehingga kalau ada letusan gunung api sudah bisa diantisipasi.
“Misalnya, guru-guru SD, SMP kita lakukan sosialisasi di pelajaran geografi, dan masyarakat juga harus tahu tentang daerah rawan bencana,” sebutnya.
Rudy menambahkan, kejadian tsunami di Selat Sunda, sebenarnya sejak bulan Juni dan Juli, anak Krakatau sudah aktif, sehingga antisipasi gunung api sudah menjadi tanggungjawab masyarakat.
“Dalam kasus gunung api, salah satu mitigasi bencana yang kita lakukan adalah lebih dari 200 orang yang bekerja selama 24 jam. Sebab 4,5 juta penduduk Indonesia terancam oleh letusan gunung api. Tugas kita menyelamatkan dan memberikan ketenangan kepada masyarakat dan kita bekerja sama dengan instansi lain,” jelasnya.
Rudy menyebutkan, bahwa antisipasi bencana tidak bisa dikerjakan oleh satu sektor atau instansi saja. Perlu membangun sinergi di berbagai sektor. Sinergi di berbagai sektor itu sangat penting untuk meminimalisir korban jiwa dan materi akibat bencana.
“Tata ruang menjadi bagian dari sejumlah paparan tersebut. Mungkin garda mitigasi bencana yang bagus dengan adanya UU Tata Ruang. Namun, implementasi dari UU Tata Ruang itu masih kurang, sehingga kalau ada bencana masih ada korban jiwa dan kerugian materi yang tidak sedikit,” sebutnya.