Ini Strategi Badan Geologi dalam Mitigasi Bencana di Indonesia
Editor: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudy Suhendar, memaparkan sejumlah strategi yang diambil oleh Badan Geologi untuk mengurangi risiko korban jiwa dan materi dengan meningkatkan kapasitas mitigasi bencana. Salah satunya dengan melakukan penelitian dan pelayanan bagi masyarakat.
“Konsep bencana, berbicara rsiko, dinamika geologi itu tidak bisa dicegah atau dihentikan. Lalu kemudian bencana terjadi. Apabila ada manusia tentu risikonya sebesar apa, bahaya yang mengancam separah apa. Seperti letusan gunung api, tsunami dihubungkan dengan korban jiwa dan materi, bagaimana,” kata Rudy Suhendar dalam Diskusi Media bertema “Mitigasi Bencana Masih Menjadi PR” di Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Untuk mengantisipasi jumlah korban jiwa dan materi saat bencana, kata Rudy, seperti tsunami, gempa bumi, gunung api dan bencana lainnya, memerlukan strategi. Untuk itulah, Badan Geologi sudah membuat strategi dalam mitigasi bencana.
Di antaranya melakukan penelitian dan kajian aspek dari gunung api, gempa bumi, longsor dan tsunami, sejauh apakah dampak dari bencana tersebut terhadap masyarakat di sekitarnya.
“Kedua melakukan pengembangan memonitor gunung api, dari 127 gunung api aktif yang ada di Indonesian, 69 di antaranya selalu dipantau dalam 24 jam. Termasuk yang ada di Gunung Anak Krakatau,” ungkapnya.
Strategi ketiga, sebut Rudy, dengan pemetaaan kawasan rawan bencana. Seperti tsunami, gunung api, dan itu semua sudah kita sampaikan kepada pemerintah daerah. Berupa data dan tata ruang berbasis aturan, di mana tata ruang sering menjadi masalah,” jelasnya.