BMKG Minta Semua Pihak Bangun Literasi Bencana

Editor: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Menanggapi pernyataan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC)  Indonesia pada tahun 2017 sebesar 24,4 persen di akhir tahun lalu (31/12/2018), Kasubditpro Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Siswanto M. Sc, menyatakan penghargaannya atas kinerja KLHK.

“Berarti masih ada 5 persen lagi untuk memenuhi target NDC pada tahun 2030. Kalau ada bantuan dan kerjasama dengan pendanaan asing harusnya bisa mencapai 41 persen di tahun 2030,” kata Siswanto saat ditemui di kantornya, Kamis (3/1/2019).

Tapi Siswanto menegaskan pencapaian Indonesia ini tidak serta merta mengurangi bencana hidrometeorologis, jika negara lain tidak mampu mencapai target NDC masing-masing.

“Bencana Hidrometeorologis merupakan respon langsung sistem iklim terhadap pemanasan global. Bila Indonesia memenuhi target NDC itu artinya adalah kontribusi Indonesia dalam Paris Agreement untuk menahan laju peningkatan pemanasan global, tidak lebih dari 2 derajat dengan mitigasi pengurangan emisi karbon,” papar Siswanto.

Dalam kondisi zero net emisi karbon, diprediksi suku global akan tetap mengalami peningkatan. Tapi dengan mengawasi emisi karbon, diakui oleh Siswanto, akan mampu menahan laju peningkatan suhu.

“Dalam kerangka kerja kebencanaan, lembaga semacam BMKG memiliki peran dalam penyediaan sistem peringatan dini yang handal. Artinya, yang mampu mengurangi korban terdampak bencana dan risikonya. Juga literasi publik mengenai pengenalan risiko dan kesiapsiagaan bencana,” ujar Siswanto.

Siswanto menekankan bahwa pembangunan infrastruktur harus mempertimbangkan kebijakan rendah karbon dan adaptasi risiko bencana.

Lihat juga...