Kerusakan Jembatan Tidak Halangi Murid di Penengahan Ikuti Ujian Semester
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
LAMPUNG — Jembatan rusak akibat banjir bukan halangan bagi pelajar di Desa Ruang Tengah untuk tetap bersekolah. Mereka tetap berangkat sekolah meski harus berjalan di antara tumpukan material perbaikan.

Astuti, salah satu orangtua murid yang duduk di kelas 6 SD menyebutkan, akibat banjir pada Sabtu (1/12) talud jembatan sungai Way Asahan jebol. Imbasnya akses jembatan penghubung dua desa terputus.
Astuti menyebutkan, sejak Senin (3/12) hingga Selasa (4/12) para murid yang akan berangkat ke sekolah harus melintasi tanah timbunan di bagian jembatan.
“Saya tetap mengantar anak saya sekolah agar tetap bisa mengikuti ujian terutama dalam kondisi hujan, kuatir akan ada banjir susulan serta jembatan dalam tahap pengerjaan,” terang Astuti saat ditemui Cendana News, Kamis (6/12/2018)
Astuti mengaku, saat hari biasa dengan kondisi kerusakan sebagian murid tidak bersekolah. Namun memasuki ujian semester ganjil, sebagian orang tua memilih untuk mengantar anaknya dan menggendong untuk menyeberangi sungai Way Asahan.
“Sebelum jembatan selesai diperbaiki beberapa orangtua menyeberangkan anaknya dengan cara menggendong melintasi sungai,” beber Astuti.
Heni, salah satu murid kelas 5 yang pulang seusai mengikuti ujian semester menyebut sudah bisa melintasi jembatan. Beberapa hari sebelumnya, ia dan kawan kawannya harus turun ke sungai menyeberang.
Saat akan berangkat dan pulang sekolah ia bahkan menunggu beberapa orang dewasa yang bisa menyeberangkan melalui sungai Way Asahan.