Kelangkaan Semen Masih Melanda Kota Palu

Ilustrasi - Bangunan runtuh akibat gempa -Dok: CDN

PALU — Kota Palu, Sulawesi Tengah hingga kini masih dilanda kelangkaan semen yang membuat masyarakat resah mengingat bahan bangunan itu sangat dibutuhkan mereka pasca gempa bumi, tsunami dan likuifaksi banyak bangunan, termasuk rumah tinggal yang rusak diterjang bencana alam tersebut.

“Saya sudah keliling toko-toko yang biasanya menjual bahan bangunan, tetapi stok semen lagi kosong,” kata Ridwan, seorang warga di bilangan Jalan Banteng, Palu Selatan, Selasa (20/11/2018).

Ia mengatakan membutuhkan semen untuk memperbaiki dinding rumah yang retak dan tembok pagar ambruk akibat gempabumi 7,4 SR yang terjadi pada 28 September 2018 yang juga disusul tsunami dan likuifikasi di beberapa lokasi permukiman warga di Kota Palu, Donggala dan Sigi.

Dia mengaku belum bisa memperbaiki rumah yang rusak, karena bahan bangunan semen di toko-toko pengecer masih kosong.

“Kami juga belum tahu kapan semen masuk di Palu,” kata Ridwan mengutip keterangan seorang pedagang bahan bangunan di bilangan Jalan Monginsidi Palu Selatan.

Hal senada juga disampaikan Adrie, seorang warga di Jalan Karajalembah. Ia mengatakan sudah berlangsung dua pekan ini, toko-toko pengecer tidak lagi memiliki stok semen.

Kalau bahan bangunan lainnya seperti seng, tripleks, baja ringan, besi beton, paku, cat dan lainnya, stok cukup banyak, tetapi harganyapun sudah naik selama pasca gempabumi dan tsunami serta likuifaksi.

Ia mencontohkan, seng gelombang merek fumira dijual pedagang saat ini mencapai Rp57 ribu/lembar, naik dari sebelumnya hanya Rp47.000/lembar. Sama halnya tripleks 3 inci dijual pedagang Rp67.000/lembar dari sebelumnya hanya Rp60.000/lembar.

Lihat juga...