SAMPIT – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Tengah menyatakan sejumlah kabupaten di provinsi itu banyak terjadi penikahan dini atau menikah di bawah umur.
“Pernikahan dini ini cukup tinggi di Kabupaten Kapuas, Kotawaringin Timur, Gunung Mas dan Kotawaringin Barat, namun saya tidak bisa memetakan daerah mana paling banyak karena sedang tidak membawa data,” kata Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi pada BKKBN Kalteng, Uwanfrid saat berada di Sampit, Rabu.
Menurut Uwanfrid, masih banyaknya pernikahan dini di Kalteng ini, harus menjadi perhatian semua pihak karena dikhawatirkan berdampak negatif bagi keluarga-keluarga muda tersebut.
Pernikahan dini, kata dia, mungkin juga akibat kurangnya pemahaman program KB, imbas banyak anak. Keluarga ada yang ingin cepat menikahkan anak supaya mengurangi beban keluarga, padahal itu salah karena justru akan menambah beban.
“Kawin di usia dini juga berisiko banyak faktor diantaranya melahirkan anak, sisi kesehatan, kesejahteraan, sosial dan lainnya. Makanya pernikahan dini ini harus dihindari,” katanya.
Dia menjelaskan secara kesehatan, pernikahan dini dinilai berisiko tinggi karena organ rahim perempuan belum siap sehingga dikhawatirkan berisiko saat persalinan dan kondisi bayi. Risiko tinggi terjadi pada mereka yang melahirkan dalam usia terlalu muda, terlalu tua dan terlalu sering melahirkan.
Pernikahan dini juga rawan muncul permasalahan rumah tangga karena usia muda masih labil dan sulit mengendalikan emosi.
“Berbeda dengan pasangan yang sudah cukup dewasa, mereka lebih bisa menyikapi setiap keadaan dan permasalahan dengan pikiran jernih,” kata dia.