SLEMAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, meningkatkan kewaspadaannya terhadap kondisi Gunung Merapi. Hal tersebut dilakukan, setelah Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengeluarkan rekomendasi, gunung yang berada di perbatasan Jateng dan DIY tersebut, memasuki fase erupsi magmatik pada Sabtu (18/8/2018) sore.
“Atas rekomendasi aktivitas Gunung Merapi dari BPPTKG tersebut, BPBD Sleman langsung meningkatkan kewaspadaan mulai malam ini,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan, Sabtu (18/8/2018) malam.
Menurutnya, BPBD Sleman akan terus memantau, setiap perkembangan aktivitas Gunung Merapi. “Namun BPBD Sleman, memilih tetap proporsional mensikapi perkembangan Merapi. Namun juga tetap tidak akan menyepelekan,” tandasnya.
BPPTKG Yogyakarta, melalui siaran pers yang dirilis Sabtu 18 Agustus 2018 sore pukul 17.00 WIB menyebut, saat ini Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi magmatik. “Kronologi, aktivitas vulkanik Gunung Merapi sebagai berikut, pascarangkaian letusan freatik 11 Mei 1 Juni 2018, aktivitas vulkanik Gunung Merapi terutama kegempaan berfluktuasi dalam kisaran di atas kondisi normal,” kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida dalam siaran persnya.
Pada 18 Juli 2018, terjadi peningkatan kegempaan berupa, delapan kali gempa VTB, 18 kali gempa MP, dan satu kali gempa LF. Pada 29 Juli 2018, terjadi peningkatan kegempaan berupa 16 kali VTB, 34 kali MP, 11 ka|i RF, dan dua kali LF.
Kemudian pada 1 Agustus 2018, terjadi guguran dengan skala sedang terdengar dari Pos Babadan, Magelang, Jawa Tengah. Pada 11 Agustus 2018, pukul 08:00 WIB, terjadi gempa hembusan besar. Gemuruh terdengar oleh warga Deles, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. “Pada 12 Agustus 2018 foto yang diperoleh dari survei drone menunjukkan adanya material baru yang muncul di tengah rekahan kubah lava paska 2010,” katanya.