Bawaslu Kalbar Petakan Tiga Pola Isu Menonjol

Ilustrasi -Dok: CDN

PONTIANAK — Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Kalbar Faisal Riza mengatakan, pihaknya melakukan pemetaan pola terkait berbagai isu menjelang Pemilu 2019.

“Seperti yang kita lihat, tren kampanye Pemilu 2019 sudah mulai meningkat. Terkait hal itu, ada tiga pola yang sudah dipetakan Bawaslu,” kata Faisal di Pontianak, Rabu (29/8/2018).

Dia menjelaskan, pola pertama berkaitan bahwa pemilu tidak lepas dari politisasi yang berbau SARA.

“Bentuknya seperti berita hoaks dan ujaran kebencian yang beredar di media sosial,” tuturnya.

Kedua, pola yang muncul adalah meningkatnya kampanye hitam. Isu yang diangkat mengenai kualitas dan sejauh mana kinerja kandidat yang akan maju dalam Pemilu 2019. “Jika itu kampanye hitam maka bisa dilaporkan ke Bawaslu sesuai mekanisme yang ada,” katanya.

Ketiga, lanjut Faisal, meningkatnya aktivitas media sosial sebagai sarana untuk mempromosikan kandidat yang akan maju. “Pola ketiga ini masih belum jelas bahasanya, apakah ini masuk dalam kampanye di media medsos,” kata Faisal.

Terkait berbagai isu menjelang Pemilu 2019 tersebut, pihaknya sudah melaporkan dua akun media sosial yang diduga menyebarkan ujaran kebencian.

Faisal memastikan Bawaslu terus bekerja memantau aktivitas kampanye di media sosial. Sebab diakuinya, pengawasan sulit dilakukan walaupun diatur di dalam PKPU bahwa kandidat yang maju harus mendaftarkan akun-akun media sosialnya.

“Sebenarnya akun yang nonresmi atas nama relawan dan lainnya itu juga harus diawasi. Jadi ini tantangan ke depan bagi kami,” tuturnya.

Bawaslu Kalbar juga sudah membentuk pokja dan ada dua akun yang dilaporkan. “Ke depan kami akan kolaborasi untuk pengawasan partisipatif dan melibatkan Hoax Crisis Center,” katanya.

Lihat juga...