Kenaikan Harga Jengkol Pengaruhi Usaha Kuliner

Editor: Satmoko

Ditambah dengan biaya distribusi ke sejumlah pasar  wajar jika jengkol di tingkat pengecer bisa mencapai Rp35.000 per kilogram dengan kondisi sudah dikupas.

Komoditas lain yang mulai meningkat di mata sejumlah pedagang pengecer di Banten dan Jakarta di antaranya kelapa muda, alpukat, pepaya, nangka, kedondong serta hasil pertanian lain.

Beberapa kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan untuk dijual sebagai bahan berbuka puasa. Jenis kelapa muda saat hari biasa dibeli dari petani hanya seharga Rp2.500 per gandeng kini menjadi Rp3.500 per kilogram, saat dijual bisa mencapai Rp8.000 hingga Rp10.000 per butir.

Selain jenis bahan baku untuk kuliner rumah makan, jenis buah buahan mulai banyak diminta untuk pembuatan es buah. Pepaya kalifornia yang dibeli per kilogram seharga Rp3.000 menjadi Rp4.000 per kilogram, kedondong semula Rp2.000 menjadi Rp3.000 per kilogram, alpukat per kilogram semula Rp10.000 menjadi Rp15.000 dalam kondisi tua.

Permintaan sepekan sebelum bulan Ramadan yang mulai naik membuat harga komoditas tersebut meningkat di pasar tradisional.

“Saya melihat kenaikan ini cukup wajar karena hukum pasar mengikuti permintaan dan penawaran sekaligus melihat stok barang,” beber Matsupi.

Arus distribusi barang hasil bumi dengan menggunakan jasa truk ekspedisi sistem rit bahkan semakin meningkat. Pada hari normal satu pekan dua truk berisi hasil pertanian dikirim ke Jawa, jelang Ramadan bisa naik dua kali lipat.

Dominasi permintaan di antaranya bahan baku pembuatan kuliner untuk berbuka puasa berupa buah-buahan. Serta bahan baku lain yang bisa diolah menjadi sajian kuliner selama Ramadan.

Lihat juga...