Kenaikan Harga Jengkol Pengaruhi Usaha Kuliner
Editor: Satmoko
Nangka muda sebagai bahan baku pembuatan sayur rendang semula Rp2.500 per kilogram naik menjadi Rp3.500 per kilogram. Hal yang sama terjadi pada harga bumbu di antaranya lengkuas semula Rp4.000 menjadi Rp5.000 per kilogram, jahe semula Rp3.000 menjadi Rp5.000 per kilogram.
Kenaikan sejumlah komoditas di pasar tradisional diakui oleh Ce Mimin juga berakibat pada sejumlah pedagang lainnya. Beruntung sebagian bumbu dapur juga bisa diperoleh dari hasil menanam di kebun miliknya sendiri sehingga bisa menghemat biaya.
Kenaikan bahan baku tersebut menurut Ce Mimin tidak menjadi alasan untuk menaikkan harga, karena ia khawatir pelanggan akan berpindah.
“Pelanggan kami umumnya tukang ojek, buruh bangunan dan pekerja informal sehingga harga dibuat terjangkau meski sejumlah kebutuhan bahan baku meningkat,” terang Ce Mimin.
Kenaikan sejumlah komoditas pertanian dibenarkan juga oleh Mat Supi (40) selaku pemilik usaha jual beli hasil pertanian. Ia menyebut semakin dekat bulan suci Ramadan membuat harga komoditas pertanian semakin meningkat.
Kondisi tersebut justru akan menurun pada pertengahan bulan suci Ramadan. Alasannya disebut Mat Supi sejumlah kendaraan ekspedisi akan dibatasi operasionalnya dan sejumlah pedagang mulai memilih mudik.
“Seperti pengalaman tahun sebelumnya kenaikan harga memang kerap terjadi sepekan sebelum Ramadan terutama komoditas pertanian,” terang Matsupi.
Hasil pertanian berupa jengkol yang digunakan sebagai bahan pembuatan kuliner disebut Matsupi sudah naik di level petani. Sebelumnya harga jengkol hanya berkisar Rp7.000 hingga Rp8.000, namun kini sudah merangkak naik di kisaran Rp20.000 hingga Rp25.000 per kilogram.