Kenaikan Harga Jengkol Pengaruhi Usaha Kuliner

Editor: Satmoko

LAMPUNG – Kenaikan harga komoditas pertanian sebagai bahan baku kuliner berdampak langsung bagi sejumlah pemilik warung makan di Lampung Selatan.

Ce Mimin (50) pengelola warung serba sepuluh ribu (Serbu) Barokah menyebut harga jengkol naik sejak sepekan terakhir. Sebelumnya harga jengkol masih berkisar Rp20.000 per kilogram untuk jengkol berkulit dan Rp30.000 untuk jengkol kupas.

Namun di pasar tradisional ia sudah membeli jengkol kupas seharga Rp35.000 per kilogram dan jengkol kulit Rp30.000 per kilogram.

Ce Mimin menyiapkan bumbu untuk pembuatan berbagai menu kuliner di warung Barokah salah satunya kalio jengkol [Foto: Henk Widi]
Sebagai pemilik usaha kuliner di Jalan Lintas Sumatera yang berada di dekat sejumlah kawasan wisata ia menyebut, kenaikan jengkol sangat berpengaruh. Sebab dengan harga beli yang tinggi tersebut tidak serta merta membuat dirinya sebagai pedagang kuliner menaikkan harga.

Harga satu porsi nasi bungkus dengan menu ikan bumbu kuning, kalio jengkol, ayam goreng, sayur nangka disebutnya dipatok Rp10.000.

“Harga bahan baku sayuran memang sudah naik semenjak sepekan terakhir terutama komoditas sayuran, bumbu imbas dari mendekati bulan suci Ramadan dengan adanya permintaan yang melonjak,” terang Ce Mimin, salah satu pedagang kuliner warung Barokah di Jalan Lintas Sumatera KM 76, saat dikonfirmasi Cendana News, Minggu (6/5/2018).

Mat Supi, salah satu pemilik usaha jual beli hasil pertanian salah satunya jengkol di desa Rawi kecamatan Penengahan Lampung Selatan [Foto: Henk Widi]
Selain jengkol bahan utama menu kuliner yang sudah naik di antaranya kelapa. Sebagai pembuat santan semula Rp2.000 per gandeng menjadi Rp3.000 per gandeng.

Lihat juga...