Tangkapan Ikan Membaik, Kebutuhan Es Balok Meningkat

Editor: Satmoko

Es balok tersebut diakuinya akan digunakan untuk mengawetkan ikan selama melaut sebelum kembali ke darat. Sodikin menyebut kerap mencari ikan di sekitar gugusan kepulauan Krakatau bahkan mendekati pulau Legundi kabupaten Pesawaran.

Penggunaan es balok disebut Sodikin merupakan anjuran dari hasil sosialisasi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) meminimilasir penggunaan zat pengawet berbahaya.

Es balok berukuran satu meter tersebut dibeli oleh Sodikin dari pemilik pabrik es yang mengantarkan ke pusat pendaratan ikan. Saat ini harga satu meter es balok dibeli dari pengecer seharga Rp30.000 atau Rp120.000 untuk empat balok es yang bisa digunakan selama satu hari melaut.

Ikan hasil tangkapan selama melaut diakui Sodikin akan dimasukkan dalam sejumlah wadah yang diisi es. Es balok tersebut membuat ikan jenis teri, tongkol, parang, berbagai jenis ikan lain tetap awet selama melaut.

Setelah sampai di pelelangan es balok yang baru akan diberikan untuk proses pengiriman ke sejumlah pasar serta pedagang pelele. Sistem tersebut diakui sudah diterapkan selama puluhan tahun oleh para nelayan di wilayah tersebut.

Kegiatan pelelangan ikan di pusat pendaratan ikan dermaga Bom Kalianda Lampung Selatan [Foto: Henk Widi]
“Sehari hampir sebanyak ratusan balok es dibutuhkan nelayan di pelelangan ikan dermaga Bom, apalagi tangkapan sedang melimpah,” terang Sodikin.

Selain digunakan selama melaut, kebutuhan akan es balok sebagai pengawet juga diperlukan oleh para penjual ikan (pelele) yang berkumpul di pusat pendaratan ikan. Para pelele tersebut kerap mempergunakan kotak styrofoam, ember untuk berjualan ikan secara keliling.

Lihat juga...