Pemberontak Ghouta Sambut Gencatan Senjata PBB

Ilustrasi Peta wilayah Suriah - Foto: Dokumentasi CDN

BEIRUT – Dua faksi pemberontak utama di Ghouta timur Suriah menyambut baik resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang disahkan untuk gencatan senjata selama 30 hari di seluruh negeri tersebut.

PBB menyerukan gencatan senjata di Suriah untuk memberikan akses bantuan dan evakuasi medis. Dalam pernyataan terpisah, Jaish al-Islam dan Failaq al-Rahman berjanji untuk melindungi konvoi bantuan yang masuk ke daerah kantong pemberontak yang terkepung di dekat Damaskus.

Pemberontak mengatakan bahwa mereka akan melakukan gencatan senjata. Namun demikian, mereka akan tetap membalas setiap kali ada pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah Suriah dan sekutu-sekutunya.

Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi tersebut pada Sabtu (24/2/2018), setelah salah satu serangan udara paling mematikan dari perang yang sudah berlangsung tujuh tahun tersebut terjadi Ghouta timur pekan ini.

Tak lama setelah suara bulat dari 15 anggota dewan tersebut menyepakati resolusi, pesawat tempur menyerang sebuah kota di Ghouta timur, daerah kantong pemberontak terakhir dekat ibu kota Suriah. Pesawat tempur telah menyerang wilayah tersebut selama tujuh hari berturut-turut yang akhirnya memaksa penduduk bersembunyi di ruang bawah tanah.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu (21/2/2018) mendesak untuk segera diakhirinya aktivitas perang di Ghouta timur. “Ditempat tersebut hampir 400.000 orang tinggal di bawah pengepungan pemerintah sejak 2013, tanpa cukup makanan atau obat-obatan,” tandasnya.

Sementara sekutu Suriah, Rusia mendukung adopsi resolusi PBB meski Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia meragukan kelayakannya. Kesepakatan gencatan senjata sebelumnya di lapangan memiliki catatan buruk untuk mengakhiri pertempuran di Suriah, di mana militer Presiden Bashar al-Assad berada di atas angin.

Lihat juga...