RS Bersalin di Ukraina Jadi RS Umum, Rawat Tentara Terluka

Cendana News, JAKARTA – Selain rusaknya sejumlah rumah sakit akibat invasi Rusia, kekacauan di bidang kesehatan Ukraina juga terjadi karena banyaknya paramedis yang melarikan diri.

Sejumlah petugas kesehatan masyarakat di Ukraina terpaksa melarikan diri karena mencari selamat.

Hal demikian semakin membuat sektor kesehatan di Ukraina menjadi kacau-balau.

Dalam pernyataan bersama pada 13 Maret, WHO dan Dana Anak-anak PBB serta Dana Kependudukan PBB menyerukan gencatan senjata segera.

Mereka juga menyerukan serangan terhadap profesional dan fasilitas kesehatan di Ukraina agar berhenti.

Mereka mengatakan, menyerang yang paling rentan seperti bayi, anak-anak, wanita hamil dan mereka yang menderita penyakit dan petugas kesehatan adalah kekejaman yang tidak masuk akal.

Serangan rudal di sebuah rumah sakit bersalin di kota pelabuhan selatan Mariupol pada 9 Maret, menjadi gambaran yang mengerikan.

Arabnews melansir sedikitnya tiga orang tewas dalam serangan itu, termasuk seorang gadis muda.

Sementara seorang wanita hamil lainnya yang terluka dalam serangan itu meninggal bersama bayinya pada 14 Maret.

Foto-foto para wanita di atas tandu keluar dari reruntuhan menjadi simbol korban perang yang brutal terhadap warga sipil.

Menurut UNFPA, badan kesehatan reproduksi PBB, dua rumah sakit bersalin Ukraina lainnya juga telah hancur sebelum serangan itu.

Rumah Sakit Bersalin Leleka di pinggiran Kota Kyiv Ukraina, saat ini bahkan menjadi rumah sakit umum.

Rumah sakit itu merawat tentara yang terluka sambil memberikan perawatan kebidanan yang mendesak.

Sementara itu lebih dari 20 bayi lahir di rumah sakit itu sejak 24 Februari lalu.

Lihat juga...