Tiket Tak Maksimal, PSIM Maksimalkan Sponsor
YOGYAKARTA –– Menyambut musim kompetisi tidak pernah terasa mudah bagi PSIM Yogyakarta. Tim yang bermarkas di kawasan Baciro, Kota Yogya, nyaris selalu di urutan belakang dalam mempersiapkan tim untuk mengikuti kompetisi. Hal ini kembali terulang pada tahun ini.
Di saat tim-tim kontestan Liga 2 lain telah bergegas melakukan persiapan, Laskar Mataram justru adem ayem. Alasannya tidak jauh dari persoalan regulasi. Manajemen berkilah, tanpa ada kejelasan regulasi yang digunakan maka mempersiapkan tim lebih dini akan menjadi usaha yang sia-sia.
Namun di sisi lain, persoalan tim kebanggaan warga Yogyakarta sejatinya bukan hanya persoalan regulasi. Ketersediaan anggaran diyakini menjadi salah satu problem pokok yang dihadapi Laskar Mataram jelang kompetisi. Apalagi, karena sumber income klub masih jauh dari kata memadai.
Manajer tim, Agung Damar Kusumandaru mengakui, salah satu yang diandalkan menajadi sumber pemasukan klub adalah penjualan tiket. Sayangnya, penjualan tiket masih jauh dari harapan. Agung mencontohkan, pada musim lalu, pemasukan terbesar dari tiket didapat saat menjamu Martapura FC.
“Saat menjamu Martapura, keuntungan dari penjualan tiket mencapai Rp200 juta. Tapi angka itu masih jauh kalau dibandingkan dengan Liga 1. Dengan klub tetangga saja masih belum seberapa,” ucapnya, Kamis (25/1/2018).
Agung, yang juga Ketua Komisi D DPRD Kota Yogya mengatakan, jika rata-rata suporter PSIM yang datang ke stadion mencapai 17 ribu penonton. Jumlah itu jika dimaksimalkan akan menjadi pemasukan yang signifikan. Namun sayangnya beberapa kali pertandingan masih dijumpai banyak kebocoran tiket.