Pasokan Air Terhambat Cuaca, Petani Penengahan Terlambat Tanam Padi

Normalnya, pada Desember tanaman padi yang ditanamnya sudah memasuki usia 60 hari, dengan masa pengolahan lahan dilakukan bulan Oktober dan masa tanam pada November.

Musim tanam Oktober-Maret tersebut disebutnya merata dilakukan petani pada Desember secara serentak, setelah pasokan air mulai lancar pada awal Desember sehingga petani bisa mulai menanam pada awal Januari.

Petani lain di Desa Pasuruan,Suwardi, menyebut selain faktor belum meratanya curah hujan dan air dari irigasi belum lancar, ia juga masih menunggu benih padi jenis IR 64 miliknya cukup umur.

Benih siap untuk ditanam pada usia 21 hari atau sepekan lagi, sembari melakukan proses persiapan lahan yang sudah dibajak dan dihaluskan. Suwardi bisa saja mempergunakan mesin sedot untuk mengambil air dari Sungai Way Asahan.

Kalau ini  dia lakukan, dia bisa lebih dahulu melakukan pengolahan lahan. Namun ia mempertimbangkan adanya kerentanan penyakit. Pertimbangan itu membuatnya tidak melakukan hal itu.

“Kami sempat mendapat himbauan dari penyuluh pertanian agar melakukan pola tanam serentak menghindari serangan hama penyakit,” beber Suwardi.

Keterlambatan masa tanam dengan mundurnya bulan tanam dari November ke Januari akibat faktor ketersediaan pasokan air diakui Suwardi justru tidak merugikan.

Namun dengan kekompakan petani melakukan masa tanam serentak disebutnya bisa menghindari serangan hama penyakit burung, tikus yang kerap menyerang akibat pola tanam tidak serentak.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Penenganan, Mualimin,saat dihubungi melalui selulernya menyebut keterlambatan masa tanam pada musim tanam Oktober-Maret dominan terjadi akibat faktor cuaca.

Lihat juga...