Dengan pengalaman sejarah ini, membangun Indonesia tidak harus dengan pengorbanan rakyat yang sia sia, mengulangi permasalahan yang sama, sehingga waktu dan tenaga tersita hanya untuk menyamakan persepsi kebangsaan.
Hingga kini, peristiwa Malari menjadi peristiwa gelap, miri ucapan William Frederick (2002) yang berbunyi, kita hanya bisa sekedar melihat The shadow of an unseen hand (bayangan dari tangan yang tidak kelihatan).
Sebagian sejarah Orde Baru–termasuk persitiwa Malari 1974–masih gelap, namun peristiwa Malari, diam-diam, mendatangkan berkah bagi bangsa Indonesia. Malari, mau diulang atau tidak oleh Hariman dan kelompoknya, bagi saya, sampai kapan pun, NKRI harga mati!
Eko Ismadi adalah Pengamat Sejarah dan Militer
DAFTAR PUSTAKA
1. Seabad Kontroversi Sejarah, Asvi Warman Adam
2. Arsip Majalah Tempo, Lari dari Malari
3. Arsip Majalah Tempo, Pintu tertutup bagi PSI
4. TEMPO.CO, Jakarta – Tiga ribuan peserta apel mahasiswa di kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, pada Selasa siang, 15 Januari 1974.
5. Majalah Tempo dalam Edisi Khusus Malari, terbit 13 Januari 2014, pada Selasa pagi, demonstran yang terdiri atas mahasiswa dan aktivis nonkampus berkumpul di Sekretariat Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia, Jalan Salemba, Jakarta Pusat. Peserta unjuk rasa yang memprotes kebijakan ekonomi pemerintah sepakat acara dipusatkan di kampus Trisakti.
6. Artikel terkait tentang peristiwa Malari dari pelaku dan saksi sejarah :a. Kisah Jenderal Soemitro dan Peristiwa 15 Januari 1974 (Bagian 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16)
b. Kisah Hariman Siregar dan Pertarungan Internal Kekuasaan (Bagian 1 & 2)