Hujan Akibatkan Harga Jagung di Lamsel Turun
LAMPUNG – Musim hujan yang mulai melanda wilayah Lampung Selatan (Lamsel) bertepatan dengan musim panen komoditas tanaman jagung ikut mempengaruhi produktivitas hasil tanaman jagung yang akan dijual ke pabrik pengolahan jagung.
Usman, salah satu anggota kelompok tani Manggar Wangi di Desa Sukaraja Kecamatan Palas mengaku, masa panen jagung di wilayah tersebut sudah dilakukan sejak bulan Oktober hingga bulan November.
Musim panen jagung yang dilakukan oleh petani di desa Sukaraja, Tanjungsari, Sukabakti dan beberapa desa di kecamatan Palas diakui Usman, sebagian besar merupakan penanam jagung jenis pasific 105 yang menghasilkan sekitar 6 ton untuk bibit jagung sebanyak 15 kilogram atau tiga kampil (per kampil berisi bibit lima kilogram). Meski hasil cukup bagus dari segi tonase namun bertepatan dengan musim hujan, memiliki dampak negatif bagi petani penanam jagung.
Saat ini, ia menyebut, harga jagung pada masa panen sebelumnya berkisar Rp3.800 per kilogram untuk jagung dengan kadar air di atas 20 persen. Sementara harga jagung dengan kadar air 15 persen bisa mencapai Rp3.300 per kilogram. Namun dengan kadar air yang sedikit mencapai 12 persen hingga 20 persen, harga jagung lebih tinggi per kilogram, bisa mencapai Rp4.200. Meski petani kesulitan mencapai kadar air rendah dengan mengandalkan sinar matahari.