Bahan Bakar Arang Masih Jadi Pilihan UMKM di Lamsel

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Sejumlah pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Lampung Selatan terapkan efisiensi modal untuk penghematan. Salah satunya untuk bahan bakar jenis arang sebagai pengganti kompor gas.

Nurci, pemilik usaha warung makan di Jalan Lintas Sumatera, Desa Rangai Tri Tunggal, Kecamatan Katibung menyebutkan, ia memakai arang batok kelapa, arang kayu. Sejak belasan tahun silam ia menggunakan bahan bakar minyak tanah. Konversi ke gas elpiji membuat pelaku usaha beralih ke bahan bakar gas ukuran 3 kilogram. Meski demikian bagi pelaku UMKM sepertinya pilihan memakai arang tetap lebih hemat mencapai puluhan ribu hingga ratusan ribu per pekan.

Ia mengaku memakai kayu bakar untuk mematangkan nasi, sayur dan memasak air panas. Arang batok kelapa, arang kayu digunakan untuk membakar daging ikan, ayam. Modal barang habis pakai jenis arang sebutnya membantu usaha kuliner miliknya tetap bertahan.

“Usaha warung makan yang saya kelola memang masih sangat tradisional memakai kayu bakar dan arang, namun menjadi ciri khas dalam menjaga cita rasa olahan kuliner sehingga masih bertahan hingga kini dengan pelanggan yang ingin menikmati olahan kuliner dengan cara dibakar,” terang Nurci saat ditemui Cendana News, Selasa (29/6/2021).

Nurci menuturkan, ia butuh modal sekitar puluhan ribu untuk membeli arang sebanyak satu karung. Meski masih memanfaatkan tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram digunakan sebagai bahan bakar kompor untuk memanaskan sayur.

Cita rasa pembakaran dengan arang pada ikan dan daging ayam lebih khas. Ia bahkan menyebut usaha kuliner yang menyajikan sambal tomat rampai kerap diberi tambahan terasi. Terasi udang penambah nikmat sambal akan semakin menggugah selera pelanggan saat dibakar dengan bara arang kelapa.

Lihat juga...