Petani Jagung Penengahan Kesulitan Pupuk
Hasil penjualan dari panen tersebut diakuinya dibagi bagi dalam kebutuhan untuk operasional penanaman jagung mulai pembersihan lahan,penanaman,pemupukan serta panen perkiraan menghabiskan Rp12 juta, dirinya masih menyisihkan sebanyak Rp12 juta untuk modal penanaman berikutnya.
Petani jagung lain Sumargo, mengungkapkan kebutuhan petani jagung dari mulai penanaman bahkan sudah cukup sulit dalam memperoleh bibit dengan kelangkaan benih jagung jenis NK, DK,Pioner yang diyakini petani berkualitas bagus.
Sementara yang ada saat ini yang ada di DK 999 dan Advanta serta Pacific yang belum begitu dikenal dan sebagian petani sudah menanam namun hasilnya kurang memuaskan. Petani selain kesulitan memperoleh benih jagung juga was was dengan kebutuhan pupuk untuk jagung yang membutuhkan pemupukan selama dua kali.
“Banyak petani memilih menanam jagung karena lebih mudah dan bahkan bisa ditanam disela sela tanaman perkebunan lain sehingga meski sulit bibit dan pupuk kami tetap menanam jagung,” terang Sumargo.
Ia berharap kuota pupuk yang ada di kelompok tani lebih diperbanyak dan benih jagung berkualitas cepat tersedia di kios pertanian karena sebagian distributor mengaku akan mengeluarkan bibit dan menyalurkan ke sejumlah pedagang pada awal November, pada saat musim hujan mulai stabil.
Sistem pembelian pupuk yang kini tak bisa dibeli secara eceran diakuinya masih menjadi kendala bagi petani sehingga pupuk cair dan pupuk organik menjadi solusi terakhir mengatasi keterbatasan pupuk.
