Karmin Ingin Sedingin Lenin

Yang diperlukan Ahmad Karmin agar bisa duduk sebagai Ketua Perkumpulan Mahasiswa Islam Nasional adalah racun arsenik mematikan. Tak ada jalan lain, ia harus meracuni lawan politiknya dalam perebutan kursi Ketua Nasional. Karena, secara nasional, Karmin tak akan bisa menang dari Ghufron (seorang mahasiswa berprestasi yang telah hafal Quran 30 Juzz dan mempunyai kepandaian pidato). Dalam kemampuan pidato, penguasaan teori-teori sosial kepemimpinan, kemampuan mengutip ayat Alquran, Karmin tidak akan kalah dengan Ghufron. Tapi, Karmin tak bisa seindah Ghufron ketika membaca Alquran dan menjadi Imam Sholat berjamaah. Karmin pintar, tapi kalah dengan Ghufron dalam merebut hati rakyat.

Sebagai kader komunis yang sudah disusupkan ke pesantren sejak masih jenjang Madrasah Ibtidaiyah sebuah Pesantren besar di Jawa Timur, Karmin tidak kurang akal. Sebagai komunis sejati, Karmin akan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan kekuasaan. Dalam menghabisi nyawa Ghufron, Karmin sudah menemukan cara halus untuk membunuh Ghufron tanpa diketahui orang. Pada dini hari, Karmin akan menyuntikkan racun arsenik cair ke dalam tabung freon Air Conditioner (AC) luar ruangan di tempat kost mewah yang ditinggali Ghufron.

Rencana licik itu betul-betul dilaksanakan Karmin. Sehingga, tiga hari sebelum pemilihan Ketua Perkumpulan Mahasiswa Islam Nasional, Ghufron ditemukan tewas di kamar kost, tanpa diketahui penyebabnya. Banyak orang berspekulasi, Ghufron terkena serangan jantung. Hanya Karmin yang tahu, racun Arsenik dosis tingginya bekerja dengan baik. Diam-diam, Karmin bahagia dengan kematian Ghufron.

Lihat juga...