Kekurangan Tenaga Panen Padi, Petani Sutera Butuh Mesin Komben
PADANG — Petani padi di daerah Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mulai kesulitan untuk mencari tenaga upah panen, semenjak banyaknya beralihnya usaha warga dari petani padi, menjadi memiliki kebun gambir.
Koordinator Penyuluh Pertanian Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) Kecamatan Sutera Erman mengatakan, dengan luas lahan pertanian di Sutera yang mencapai 3.420 haktare, ada sebagian dari luas lahan itu yang petaninya mengaku kesulitan mencari tenaga upah untuk memanen padinya yang telah menguning di sawah.
“Di sini mulai sulit untuk mencari tenaga upah, karena secara penghasilan, bekerja di kebun gambir lebih menjanjikan jika dibandingkan mengambil upah dari panen padi di sawah. Akibatnya, petani kesulitan mencari orang yang memanen padi tersebut,” ungkapnya ketika dihubungi dari Padang, Kamis (3/8/2017).
Ia menjelaskan, di Sutera penghasilan tenah upah petani gambir bisa mencapai Rp2 juta untuk per dua pekannya. Sementara jika menjadi tenaga upah di sawah, penghasilannya hanya separuh dari hasil menjadi petani gambir. Kondisi tersebut, membuat sejumlah tenaga upah beralih dari sawah menjadi tenaga upah kebun gambir.
Menurutnya, untuk mengatasi kekhawatiran petani untuk memanen padinya yang telah menguning di sawah, dibutuhkan adanya mesin komben untuk memamen pada para petani. Ia menilai, jika menggunakan mesin komben, akan lebih optimal dan lebih cepat untuk memanen padinya, ketimbang menggunakan cara manual.
“Iritnya tidak soal waktu pekerjanya, tetapi iritnya mulai dari tenaga dan biaya panennya. Akan tetapi di Sutera ini belum memiliki mesin komben tersebut,” katanya.