Memahami Permakultur untuk Membangun Kehidupan Berkelanjutan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Permakultur bukanlah bicara tentang pertanian. Tapi, tentang bagaimana menjalankan kehidupan dengan seimbang. Mengubah interaksi dengan alam sesuai dengan batasan yang ada.

Founder Yayasan Bumi Langit, Iskandar Waworuntu, menjelaskan, permakultur sebagai hidup yang mengalami ketetapan.

Founder Yayasan Bumi Langit, Iskandar Waworuntu menjelaskan tentang permakultur dalam diskusi online lingkungan, Rabu (3/3/2021) – Foto: Ranny Supusepa

“Ini bukan ilmu dan juga bukan hal yang baru. Sudah lama sekali, sudah ada sejak kehidupan dijalankan secara arif oleh manusia. Dimana manusia hidup dengan ketetapan selaras dengan alam,” kata Iskandar dalam diskusi online lingkungan, Rabu (3/3/2021).

Ia menyebutkan, penerapan permakultur ini  dilakukan karena manusia ingin kembali menegakkan hubungan baik dengan alam.

“Selama 100-200 tahun terakhir, hubungan manusia dengan alam itu hanya menjadikan alam sebagai pelengkap penderita dalam upaya manusia membangun dunia yang katanya modern, yang semakin hari semakin mengalienasi alam itu sendiri. Dengan mengedepankan industrialisasi dan finansial,” paparnya.

Ia menegaskan, seharusnya dalam berinteraksi dengan alam, ada etika, ada akhlak dan ada adab yang harus diterapkan.

“Di masa lalu kita tidak perlu mempelajari. Karena saat kita lahir, setiap dari kita sudah dipersiapkan dengan adab, etika maupun akhlak. Orang masa lalu bisa memahami nilai suci yang harus mereka terapkan dalam interaksinya dengan alam,” ucap pria yang sudah merintis pertanian organik sejak tahun 1987 ini.

Lihat juga...