Kesadaran Masyarakat Pinggirsari Pilah Sampah, Rendah

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BANDUNG – Memilah sampah merupakan salah satu tahap terpenting dalam agenda pengelolaan sampah. Sayangnya, tahapan tersebut kerap kali diabaikan, khususnya di tingkat rumah tangga, sehingga penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) pun menjadi tidak terhindarkan.

Rendahnya kesadaran akan hal ini menjangkiti masyarakat secara umum, termasuk masyarakat di Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung.

Dede, petugas kebersihan di wilayah setempat mengatakan, pihaknya telah menyediakan dua tong sampah di rumah-rumah warga, yang dikhususkan untuk mewadahi sampah organik dan anorganik. Namun tetap saja, mayoritas warga tidak melakukan pemilahan itu.

Dede, Petugas Kebersihan Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung saat ditemui di TPST Babakan Mantri usai memilah sampah, Rabu (3/3/2021). Foto: Amar Faizal Haidar

“Jadi tetap saja kami juga yang memilah sampahnya di TPST. Biasanya setelah mengangkut sampah dari rumah-rumah, baru kita lakukan pemilahan,” ujar Dede kepada Cendana News saat ditemui di TPST Babakan Mantri, Pinggirsari, Arjasari, Kabupaten Bandung, Rabu (3/3/2021).

Untungnya, Dede dan Ujang rekannya sesama Petugas Kebersihan, mengerti cara memaksimalkan sampah agar dapat memiliki nilai. Sampah organik yang berhasil dipilah, dimanfaatkan untuk pakan magot, sementara sampah plastik bisa dijual.

“Kebetulan di samping TPST ini kita punya kandang budi daya magot, jadi yang organik bisa kita manfaatkan. Kalau yang plastik kita jual, memang murah, sekilonya itu cuma seribu, tapi lumayanlah untuk tambahan, dan yang lebih penting, sampahnya jadi nggak terlalu numpuk,” terang Dede.

Lihat juga...