Petani dan Pengusaha Kecil di Lampung, Terbantu Bank
“Secara finansial, kami sebagai petani memang bisa mandiri dari sektor permodalan. Namun alangkah sayangnya ada kesempatan pola kemitraan dengan Bank Indonesia karena cabai menjadi salah satu pemicu inflasi sehingga dengan bantuan dari Bank Indonesia kami bisa ikut membantu pemerintah mengendalikan harga cabai”, ungkap Bambang, saat ditemui Cendana News di Kecamatan Penengahan, Rabu (5/7/2017).
Bambang mengungkapkan, pola pembiayaan usaha kecil menengah dengan menyasar petani cabai merupakan peluang untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani yang selama ini terbentur pemodalan. Selain mendapat bantuan berupa pinjaman, melalui pendamping mandiri dari Bank Indonesia untuk setiap cluster petani cabai, Bambang menyebut bisa berkumpul dengan petani cabai lain, mendapat penyuluhan, pendampingan cara pengelolaan pertanian cabai hingga mendapatkan kemitraan dengan pengusaha yang memanfaatkan cabai untuk kebutuhan industri.
Pola kemitraan tersebut juga memberikan keuntungan baginya selain memperoleh permodalan juga mendapatkan pendampingan yang jika dinilai dengan uang nilainya cukup besar.
Selain pendampingan sebagai petani cabai, pertemuan dengan para petani hortikultura lain dalam sistem cluster dengan Bank Indonesia memberi wawasan adanya pilihan pengembangan usaha lain, di antaranya pertanian tomat, melon maupun semangka. Pola diversifikasi tanaman tersebut dilakukan sebagai selingan usaha bidang pertanian yang dilakukan para petani di bawah pendampingan bank Indonesia yang cukup memberi keuntungan secara ekonomis bagi petani yang selama ini terkendala permodalan.
Petani lain, Ponijan (40), menyebut pola kemitraan atau pembinaan dari sektor perbankan ikut membantu dalam pengembangan usaha pertanian cabai. Selain modal, ia bahkan mendapatkan ilmu tentang pemilihan varietas yang tepat dan perawatan yang tepat terkait penerapan manajemen pengelolaan hama secara terpadu (PHT).