Menpora Minta Ada Perlakuan Khusus pada Atlet Pelajar

JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, mengatakan para atlet yang masih berstatus pelajar sekolah maupun perguruan tinggi harus mendapatkan perlakuan khusus dari tempatnya mengenyam pendidikan.

Menurut Imam, hal itu perlu dilakukan agar para atlet tersebut dapat latihan dan tampil di kejuaraan-kejuaraan nasional maupun internasional dengan maksimal. “Kalau tidak begitu, Indonesia susah mendapatkan bibit-bibit atlet muda,” katanya, di Gedung Kemenpora Jakarta, Rabu (12/7/2017).

Dia melanjutkan, para atlet pelajar tidak bisa disamakan dengan pelajar pada umumnya, karena mereka membutuhkan waktu dan ruang untuk berlatih serta berkompetisi. Karenanya, ia meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Menristek Dikti, Mohamad Nasir, untuk memberikan keistimewaan dan pengecualian atau dispensasi kepada atlet yang berstatus pelajar.

“Terutama di sekolah, saya berharap bisa memberikan pengurangan jam belajar dan izin yang lebih lama ketika dia harus berlatih atau bertanding. Harus ada kebijakan pemerintah terkait hal ini,” ujar Imam.

Adapun saat ini, para atlet pelajar Indonesia yang berusia maksimal 18 tahun atau kelahiran 1999, akan bertanding di ajang ASEAN School Games 2017 di Singapura, 13-21 Juli 2017.

Indonesia sendiri mengirimkan total 184 atlet ke turnamen yang diikuti 10 negara ASEAN tersebut, dengan target 30 emas dan menduduki posisi kedua umum. Kontingen Indonesia untuk kejuaraan itu dipimpin oleh Pura Darmawan yang juga Kepala Bidang Sekolah Khusus Olahraga Kemenpora sebagai ketua kontingen (CdM).

Lihat juga...