JAKARTA – Subiakto Tjakrawerdaya, mantan Menteri Koperasi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soeharto melihat, di era kini koperasi sudah hilang dari apa yang diamanatkan Mohammad Hatta selaku Pendiri Koperasi di Indonesia.
Menurut Subiakto, koperasi yang dibangun oleh Mohammad Hatta dengan gaung sokoguru ekonomi rakyat bertujuan sebagai wadah untuk mengentaskan kemiskinan. Namun kenyataannya, koperasi sekarang ini, walaupun dalam kondisi cukup maju dan berkembang dengan baik, justru disayangkan karena berdiri sendiri-sendiri dengan tujuan memajukan instansi atau lembaga mereka masing-masing. Tidak terlihat sebagai indikator sokoguru. Berbeda dengan era sebelumnya ketika Orde Baru koperasi menjadi wadah untuk memajukan perekonomian di pedesaan dengan adanya Koperasi Unit Desa (KUD).
Ketika Subiakto menjabat sebagai Menteri Koperasi pada 1993 hingga 1998, untuk sokoguru di desa sudah tercipta dan akrab di tengah masyarakat yaitu Koperasi Unit Desa (KUD). Namun sokoguru nasional belum terbentuk. Bisa dikatakan hampir terbentuk dengan mendirikan PT. Goro yang tujuannya mirip dengan lembaga Bulog. Namun ketika mengalami krisis yang terjadi di Indonesia, gedung Goro dihancurkan oleh masyarakat. Padahal notabene PT. Goro itu merupakan milik koperasi, bukan milik perorangan.
Perlu klarifikasi bahwa ketika ingin mendirikan PT. Goro, koperasi tidak memiliki uang dalam hal ini kemampuan manajemen dan sudah mengajukan ke sejumlah pihak seperti Makro, datang ke Hero, namun mereka tidak bersedia. Akhirnya pihak koperasi bertemu dengan Tommy Soeharto dan Ricardo Gelael yang memiliki kemampuan manajemen baik dan bersedia membantu. Dari pihak koperasi pun lalu membuat perjanjian bahwa bantuan bersifat sementara, apabila koperasi sudah mampu dan berkembang akan diambil alih sepenuhnya oleh koperasi.