Semangat Kartini Abad 21

Wujud nyata itu kini banyak dikembangkan oleh para pemimpin perempuan di pedesaan dalam pengembangan Posdaya yang tersebar pada sekitar 55.000 kelompok di seluruh Indonesia. Kelompok Posdaya yang maju atau yang masih berada dalam posisi berkembang umumnya dipimpin oleh kaum perempuan, ada yang sangat dinamis ada yang hanya ikut-ikutan, tetapi umumnya tumbuh dalam kesadaran ingin berbuat sesuatu yang memiliki manfaat yang tinggi untuk berbagi sesamanya.

Kaum perempuan yang semula ikut-ikutan, akhirnya akan menikmati betapa indahnya berbagi sesama, karena mereka yang mendapatkan manfaat dari upaya bersama itu dengan merasakan betapa indah dan nikmatnya berbagi, ternyata tidak merugikan, tetapi malah memberi manfaat ganda untuk diri sendiri dan mereka yang merasakan keindahan berbagi sebagai anugerah yang merangsang kesempatan untuk maju.

Tokoh-tokoh yang sejak awal bergerak dengan semangat tinggi menjadi sangat kagum bahwa nenek moyang mereka yang mengembangkan cita-cita seperti RA Kartini belum memperoleh kesempatan yang dirasakan dewasa ini, dimana tidak saja gagasan dapat dikembangkan dengan bebas, tetapi setiap pemimpin yang memiliki nurani dan kemauan untuk maju, sekaligus bisa mendapat kesempatan maju melalui implementasi gagasan dalam wujud pelaksanaannya secara nyata dengan baik. Lebih dari itu ternyata, kemauan dan niat baik untuk bergerak itu tidak hanya bisa dilakukan sendirian, banyak yang merasa terpanggil dan bergabung ikut serta dalam barisan yang makin lama makin membesar.

Salah seorang tokoh Kartini abad ke 21 yang melihat gejala baru ini adalah Ibu Dr. Mufidah Cholil, salah seorang dosen Kepala LP2M UIN Malik Ibrahim dari Malang, yang selama puluhan tahun ini ikut membidani lahirnya ribuan Posdaya berbasis masjid di seluruh Indonesia. Seorang tokoh yang secara kebetulan bertemu dalam suatu Seminar Nasional di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan penggagas pemberdayaan keluarga melalui pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga di desa, yang kemudian berkembang sebagai Posdaya berbasis masyarakat. Gagasan serupa beliau kembangkan dengan basis masjid yang ternyata berkembang dari satu masjid ke masjid lainnya dengan gegap gempita.

Lihat juga...